Hitungan Daya Dukung dengan Kalendering ( Rumus Hiley )
Perhitungan Kalendering (Rumus Hiley)
Kapasitas
daya dukung tiang pancang dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus
dinamis (Hiley). Sebenarnya dalam hitungan kalendering bisa digunakan
rumus lain tapi saya menggunakan rumus hiley karena lebih sering
digunakan. Berikut formulanya :
R = Kapasitas daya dukung batas (ton)
W = Berat palu atau ram (ton)
P = Berat tiang pancang (ton)
H = tinggi jatuh ram
S = Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau “set” (cm)
K = Rata-rata Rebound untuk 10 pukulan terakhir (cm)
N = Koefisien restitusi*
0,4-0,5 untuk palu besi cor, tiang beton tanpa helm
0,3-0,4 untuk palu kayu (landasan kayu)
0,25-0,3 untuk tiang kayu
Menentukan S dan K dari millimeter kalendering:
Dari grafik kita ambil yang 10 pukulan atas. Didapatkan S dari 10
pukulan terakhir adalah 2cm. jadi S = 2/10 = 0.2 cm. Sedangkan
reboundnya (K) ada 10. Diambilkan rata-rata K. dari grafik terbaca K
sekitar : 0.9cm.
Untuk menentukan berat ram bisa dilihat pada spesifikasi alat. Biasanya
dituliskan berat piston misalkan 2,5Ton atau 3,5 Ton. Sedangkan untuk
mengetahui tinggi jatuh ram dengan cara melihat ring yang tampak saat
pemukulan dan mengkonversikan ke table dan mengetahui jenis hammer yang
dipakai misal K25 atau K35. Misalkan saat kalendering ring yang muncul E
sedangkan tipe hammer K25 maka tinggi jatuh ram adalah 2.197 mm = 219,7
cm.
Setelah itu daya dukung mendapatkan factor koreksi yaitu:
Efisiensi palu (ef)** :
ef = 0,8-0,9 untuk diesel hammer
ef = 0,7-0,9 untuk drop hammer
ef= 0,7-0,85 untuk single/double acting hammer
Faktor aman (SF)*** :
SF = 3 untuk permanen load
SF = 1 untuk temporary load
Jadi daya dukung yang dipakai:
Rpakai = ef.R.(1/SF)
Sumber :
* : Braja M. Das
** : Braja M. Das
*** : Brosur hitung mitsubhisi hammer
Feb 19, 2011
Metode Kalendering Pemancangan Tiang Pancang
Apakah
itu kalendering? Secara umum kalendering digunakan pada pekerjaan
pemancangan tiang pancang (beton maupun pipa baja) untuk mengetahui daya
dukung tanah secara empiris melalui perhitungan yang dihasilkan oleh
proses pemukulan alat pancang. Alat pancang disini bisa berupa diesel
hammer maupun hydraulic hammer. Biasanya kalendering dalam proses
pemancangan tiang pancang merupakan item wajib yang harus dilaksanakan
dan menjadikan laporan untuk proyek. Sebagai tambahan selain kalendering
dilakukan pengecekan dengan PDA test. Perhitungan kalendering
menghasilkan output yang berupa daya dukung tanah dalam Ton. Untuk
perhitungannya tidak saya cantumkan di sini karena tulisan kali ini saya
menitikberatkan pada metode pelaksanaan kalendering itu sendiri. Untuk
perhitungannya sendiri bisa dilihat disini.
Sebelum
dilaksanakan kalendering basanya juga dilakukan monitoring pemukulan
saat pemancangan yaitu untuk mengetahui jumlah pukulan tiap meter dan
total sebagai salah satu benuk data yang dilampirkan beserta hitungan
kalendering. Untuk itu sebelumnya tiang pancang yang akan dipancang
diberikan skala terlebih dahulu tiap meternya menggunakan penanda
misalnya cat semprot / philox. Untuk mengitungnya disediakanterlebih
dahulu counter agar mudah dalam menghitung jumlah pukulan tiap meter dan
totalnya.
Sebenarnya
metode pelaksanaan kalendering hanyalah sederhana. Alat yang disediakan
cukup spidol, kertas milimeterblock, selotip, dan kayu pengarah spidol
agar selalu pada posisinya. Alat tersebut biasanya juga telah disediakan
oleh subkon pancang. Dan pelaksanannya pun merupakan bagian dari
kontrak pemancangan. Pelaksanaanya dilakukan pada saat 10 pukulan
terakhir. Kapan saat dilaksanakan kalendering adalah saat hampir
mendekati top pile yang disyaratkan, Final Set 3 cm untuk 10 pukulan
terakhir, atau bisa dilihat dari data bore log. Sebenarnya ada beberapa
faktor lain tergantung kondisi dilapangan.
Tahapan pelaksanaanya yaitu:
- Saat kalendering telah ditentukan dihentikan pemukulannya oleh hammer
- Memasang kertas millimeter block pada tiang pancang menggunakan selotip
- Menyiapkan spidol yang ditumpu pada kayu, kemudian menempelkan ujung spidol pada kertas millimeter
- Menjalankan pemukulan
- Satu orang melakukan kalendering dan satu orang mengawasi serta menghitung jumlah pukulan
- Setelah 10 pukulan kertas millimeter diambil
- Tahap ini bisa dilakukan 2-3kali agar memperoleh grafik yang bagus
- Usahakan kertas bersih, karena kalau menggunakan diesel hammer biasanya kena oli dan grafiknya jadi kurang valid karena tertutup oli.
- Setelah tahapan selesai hasil kalendering ditanda tangani kontraktor, pengawas, dan direksi lapangan untuk selanjutnya dihitung daya dukungnya.
Hasilnya sebagai berikut:
Demikian metode pelaksanaan kalendering yang dilaksanakan oleh proyek saya. Semoga membantu.
Konversi Beton K ke fc'
Samakah Mutu Beton K dengan fc’ Mpa?
Dalam sebuah perencanaan bangunan untuk beton biasanya output yang
dihasilkan adalah fc’ dalam satuan Mpa. Namun dalam spesifikasi teknis
suatu proyek, yang tercantumkan adalah mutu beton dengan menggunakan
beton K berapa, semisal K225. Ketika mendesign jobmix beton untuk
digunakan diproyek biasanya digunakan mutu beton K. Samakah Mutu Beton K
dengan fc’ Mpa?
Jawabannya tidak sama, karena K adalah kuat tekan karakteristik beton
kg/cm2 dengan benda uji kubus bersisi 15 cm. Sedangkan fc’ dalam Mpa
adalah kuat tekan beton yang disyaratkan Mpa atau kg/cm2 dengan benda
uji silinder. Jadi, karena terjadi perbedaan benda uji maka mutu
betonnya menjadi tidak sama. Sebagai hasil contoh, fc’22,5 Mpa itu
setara dengan mutu beton berkisar K-271.
Apakah
kuat tekan Karakteristik itu? kekuatan tekan karakteristik ialah
kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda
uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas
sampai 5% saja. Yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa
ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus
yang bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari.
Sedangkan fc’ adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa),
didapat berdasarkan pada hasil pengujian benda uji silinder berdiameter
15 cm dan tinggi 30 cm. Penentuan nilai fc’ boleh juga didasarkan pada
hasil pengujian pada nilai fck yang didapat dari hasil uji tekan benda
uji kubus bersisi 150 mm. Dalam hal ini fc’ didapat dari perhitungan
konversi berikut ini. Fc’=(0,76+0,2 log fck/15) fck, dimana fck adalah
kuat tekan beton (dalam MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi 150
mm. Atau perbandingan kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa
diambil berkisar 0,83.
Para pelaksana konstruksi perlu ekstra hati-hati, karena saat ini telah
dan harus mengunakan standar perencanaan berdasarkan SNI. Sedangkan
aplikasi sampai saat ini hampir semua Bestek atau Recana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS), masih mengunakan mutu beton dengan “K”
(karakteristik). Jadi jangan coba, sesekali memesan mutu beton K-300
apabila di RKS tercantum mutu beton fc’ 30 Mpa karena bisa menimbulkan
kegagalan struktur bangunan beton bertulang.
Contoh
perhitungan mutu beton fc’ 30 Mpa, menjadi “K”. Misalkan mutu beton di
RKS 30 Mpa, maka kita dapat menghitung dengan konversi benda uji kubus
ke silinder, yakni berkisar 0,83 dan konversi satuan Mpa ke kg/cm2,
yakni sama dengan 10. Jadi mutu beton adalah sama dengan 30*10/0,83 =
361 kg/cm2.
Sebagai catatan tambahan. Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton
dikatakan dicapai dengan memuaskan bila persyaratan berikut terpenuhi :
(i). Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil benda uji yang masing
masing terdiri dari empat hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fc’ + 0,82 S). (ii). Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder) mempunyai nilai dibawah 0,85 fc’.
Subscribe to:
Posts (Atom)
baru belajar buat blog kk....
BalasHapus